Walaupun seringkali kedatanganku dikatakan istimewa, namun perlakuanmu tak luar biasa...
Oleh-olehku nyaris tak kau sentuh...
Al-Qur‘an hanya engkau baca sekilas, kalah dengan update status smartphone dan tontonan...
Shalat tak lebih khusyu’, kalah bersaing dengan ingatan akan lebaran...
Tak banyak kau meminta ampunan, karena sibuk menumpuk harta demi THR dan belanjaan...
Malam dan siangmu tak banyak dipakai berbuat kebajikan, kalah dengan bisnis yang sedang panen saat Ramadhan...
Tak pula banyak kau bersedekah, karena khawatir tak cukup buat mudik dan liburan...
Baca juga : Tanamkan Sifat Qana‘ah
Saudaraku, aku seperti tamu yang tak diharapkan. Hingga, sepertinya takkan menyesal kau kutinggalkan...
Padahal aku datang dengan kemuliaan yang seharusnya tak pulang dengan kesia-siaan...
Percayalah, aku pulang belum tentu akan kembali datang...
Sehingga seharusnya kau menyesal telah menelantarkan...
Masih ada “20” hari kita bersama,
Semoga engkau sadar sebelum aku benar-benar pulang...
Karena TIDAK ADA JAMINAN umurmu akan bertemu lagi, di Ramadhan yang akan datang...
Tamu istimewamu,
RAMADHAN
share this article on
0 Response to "Andai Ramadhan Berbicara"
Post a Comment