Andai Uang Bisa Berkata



Assalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat datang kembali para sahabat sekaligus pengunjung setia Jaka Adhitea Blog. Sebuah blog yang selalu berusaha untuk saling berbagi ilmu dan nasehat agar kita semua selamat dunia maupun akhirat, aamiin aamiin ya rabbal alamin.

==========================================

Perkenalkan namaku UANG, panggilan akrabku adalah DUIT.....

Wajahku biasa saja, fisikku juga sangat lemah. terkena api aku terbakar, terkena air aku menjadi lunak dan mudah disobek. namun aku mampu merombak tatanan dunia. Aku juga “bisa” merubah perilaku manusia, karena manusia mengidolakan aku. Banyak orang merubah kepribadiannya, melakukan kemaksiatan, mengkhianati teman, menjual tubuh, bahkan meninggalkan keyakinan imannya demi aku!

Semua itu tidak lain karena manusia bersifat tamak dan rakus hanya untuk mendapatkan dan menumpuk aku. Sifat manusia itu telah digambarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di dalam sabdanya:

ﻟَﻮْ ﺃَﻥَّ ﺍﺑْﻦَ ﺁﺩَﻡَ ﺃُﻋْﻄِﻰَ ﻭَﺍﺩِﻳًﺎ ﻣَﻸً ﻣِﻦْ ﺫَﻫَﺐٍ ﺃَﺣَﺐَّ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺛَﺎﻧِﻴًﺎ ﻭَﻟَﻮْ ﺃُﻋْﻄِﻰَ ﺛَﺎﻧِﻴًﺎ ﺃَﺣَﺐَّ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺛَﺎﻟِﺜًﺎ ﻭَﻻَ ﻳَﺴُﺪُّ ﺟَﻮْﻑَ ﺍﺑْﻦِ ﺁﺩَﻡَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﺘُّﺮَﺍﺏُ ﻭَﻳَﺘُﻮﺏُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻦْ ﺗَﺎﺏَ

“Seandainya manusia diberi lembah penuh dengan emas, maka ia masih menginginkan lembah yang kedua semisal itu. Jika diberi lembah kedua, ia pun masih menginginkan lembah ketiga. Perut manusia tidaklah akan penuh melainkan dengan tanah. Allah tentu menerima taubat bagi siapa saja yang bertaubat.” (HR. Bukhari)

Aku tidak mengerti perbedaan orang shaleh dan bejat, tapi manusia memakai aku sebagai patokan derajat, menentukan kaya atau miskin dan terhormat atau terhina.

Aku bukanlah iblis, tapi seringkali orang melakukan kekejian demi aku. Aku juga bukan orang ketiga tapi banyak suami istri berpisah gara-gara aku, kakak dan adik beradu dan saling benci karena aku bahkan anak dan orang tua berselisih hingga saling bunuh karena aku. Bukankah Allah subhanahu wa ta‘ala sudah menjelaskan fungsiku di dalam firman-Nya:

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۚ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah pahala yang besar.” (QS. At-Taghobun : 15)

Sudah sangat jelas juga aku bukanlah Tuhan, tapi manusia menyembah aku seperti Tuhan, bahkan seringkali hamba-hamba Tuhan lebih menghormati aku, padahal Tuhan sudah berpesan agar jangan sampai menjadi hamba uang. Bukankah seharusnya aku yang melayani manusia, tapi kenapa malah manusia mau menjadi budakku? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga telah bersabda:

تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ وَالدِّرْهَمِ وَالْقَطِيفَةِ وَالْخَمِيصَةِ إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ

“Celakalah budak dinar, budak dirham dan budak pakaian (sutra kasar) serta budak Khamishah (campuran sutera), jika diberi ia akan ridha dan jika tidak diberi maka dia tidak akan ridha.” (HR. Bukhari)

Aku tidak pernah mengorbankan diriku untuk siapapun, tapi banyak orang rela mati demi aku. Perlu aku ingatkan aku hanya bisa menjadi alat pembayaran resep obat anda, tapi aku tidak bisa memperpanjang hidup anda.

Jika suatu hari anda dipanggil Tuhan, aku tidak akan bisa menemani anda apalagi menjadi penebus dosa-dosa anda. Anda harus menghadap sendiri kepada Sang Pencipta lalu menerima penghakiman-Nya. Saat itu Tuhan pasti akan hitung-hitungan dengan anda. Apakah selama hidup, anda menggunakan aku dengan baik atau sebaliknya apakah malah menjadikan aku sebagai Tuhan. Tidak ingatkah anda pada sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berikut ini:

لَا تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَ أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيمَا عَلِمَ

“tidaklah bergeser kaki Anak Adam pada hari Kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal; tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa dia pergunakan, tentang hartanya dari mana dia peroleh dan untuk apa hartanya ia pergunakan dan tentang apa yang telah dia lakukan dengan ilmunya.” (HR. At-Tirmidzi)

Wahai manusia, aku memang bukanlah segalanya, tapi semuanya membutuhkan aku. Jangan sampai terlalu terobsesi menyibukkan dirimu hanya untuk mengejarku, apalagi sampai harus mengorbankan kewajibanmu kepada Allah subhanahu wa ta‘ala.

Janganlah kalian terlalu mencintaiku secara berlebihan, karena sesungguhnya aku juga merupakan fitnah bagi anda. Karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sudah berpesan kepada anda di dalam sabdanya:

إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَفِتْنَةُ أُمَّتِي الْمَالُ

“Sesungguhnya setiap umat itu memiliki fitnah dan fitnah umatku adalah harta.” (HR. At-Tirmidzi)

Wahai manusia, aku hanya bisa menyarankan kepada kalian agar berlindung dari fitnah yang ditimbulkan karenaku. Dengan selalu berdo‘a dengan do‘a yang diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berikut ini:


اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ النَّارِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْغِنَى وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْفَقْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

“ALLAHUMMA INNI A'UUDZUBIKA MIN FITNATIN NAAR WAMIN 'ADZAABIN NAAR WA A'UUDZUBIKA MIN FITNATIL QABRI WA A'UUDZUBIKA MIN 'ADZAABIL QABRI WA A'UUDZUBIKA MIN FITNATIL GHANIY WA A'UUDZUBIKA MIN FITNATIL FAQRI WA A'UUDZUBIKA MIN FITNATIL MASIIHID DAJJAL
(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah neraka dan siksa neraka, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kubur dan siksa kubur, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kekayaan dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kefakiran dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Dajjal).” (HR. Bukhari-Muslim)

Ini informasi terakhirku:
AKU TIDAK ADA DI SURGA, JADI JANGAN PERNAH BERHARAP AKAN MENEMUI AKU DISANA !!!!


KATA MUTIARA
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنْ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

“Kekayaan (yang hakiki) bukanlah dengan banyaknya harta. Namun kekayaan (yang hakiki) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari-Muslim)

N/b: Jika para sahabat ingin melihat tulisan di atas dalam bentuk video bisa dilihat di sini, jangan lupa untuk subscribe, like dan share videonya sebanyak-banyaknya.

Undzur Maa Qoola Walaa Tandzur Man Qoola.
“(Lihat apa yang dikatakan, jangan lihat siapa yang mengatakan).”

Akhir kata, wassalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh....

share this article on

0 Response to "Andai Uang Bisa Berkata"

Post a Comment