Gempa Bumi Di Zaman Nabi

Assalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat datang kembali para sahabat sekaligus pengunjung setia Jaka Adhitea Blog. Sebuah blog yang selalu berusaha untuk saling berbagi ilmu dan nasehat agar kita semua selamat dunia maupun akhirat, aamiin aamiin ya rabbal alamin.

Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, Indonesia kembali harus berduka, karena gemba bumi harus kembali terjadi di tanah air yang kita cintai ini. Ratusan bangunan rubuh, ratusan ribu orang harus mengungsi dan juga tidak sedikit orang yang harus kehilangan nyawanya karena bencana satu ini. Walaupun tidak sedahsyat gempa dan tsunami yang terjadi di Aceh, tapi tetap saja peristiwa ini menimbulkan trauma yang belum sempat padam dan masih terbayang di pikiran kita.

Lalu bagaimana Islam memandang bencana gempa ini, apakah ada amalan-amalan yang bisa kita lakukan dan benarkah gempa paling dahsyat akan terjadi di akhir zaman?

Lapisan bumi yang padat akan selalu bergerak. Lempengan atau kerak bumi akan selalu menghasilkan tekanan diantara pinggirannya. Ketika lempengan bumi tidak bisa menahan tekanan maka energi dari tekanan tersebut akan dikeluarkan dan dilepaskan dan membentuk gelombang yang biasa kita sebut dengan gempa bumi.

Al-Qur‘an sebagai kitab suci terakhir untuk semua umat pun mencatat sejarah gempa yang pernah terjadi di masa silam.Salah satunya seperti gempa sebagai azab bagi umat Nabi Luth di negeri Sodom. Nabi Luth yang diutus Allah subhanahu wa ta‘ala untuk mengajak mereka agar meninggalkan perbuatan tercela mereka pun dibenci, bahkan istri Nabi Luth pun menjadi bagian dari orang-orang yang menentang dakwah Nabi Luth itu sendiri. Allah pun murka dan bencana pun diturunkan untuk mengazab kaum tersebut. Kota Sodom pun dijungkirbalikkan hingga memusnahkan semua penduduk yang ada di kota tersebut. Allah subhanahu wa ta‘ala berfirman:

فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ

“Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.” (QS. Hud : 82)

Kisah lainnya yang diceritakan Al-Qur‘an adalah azab yang menimpa kaum Tsamud. Nabi Shaleh yang diutus membawa risalah justru diancam akan dibunuh oleh orang-orang dari kaum Tsamud. Mereka bahkan menantang Nabi Shaleh untuk mendatangkan azab dari Allah subhanahu wa ta‘ala dan Allah pun mengabulkan permintaan mereka dengan mengirimkan serangkaian bencana kepada kaum Tsamud berupa halilintar yang dahsyat dan gempa bumi yang beiringan hingga membinasakan kaum Tsamud. Peristiwa ini pun diabadikan di dalam Al-Qur‘an, Allah subhanahu wa ta‘ala berfirman:

فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ ﴿٧٨﴾ فَتَوَلَّىٰ عَنْهُمْ وَقَالَ يَا قَوْمِ لَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ رِسَالَةَ رَبِّي وَنَصَحْتُ لَكُمْ وَلَٰكِنْ لَا تُحِبُّونَ النَّاصِحِينَ ﴿٧٩﴾ـ

“Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka. Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata: ‘Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasehat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat’. ” (QS. Al-A‘raf : 78-79)

Di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hingga Abu Bakar as-Shiddiq radhiallahu ‘anhu memang tidak tercatat tidak ada sekalipun gempa menimpa dua kota suci yakni Mekah dan Madinah. Walaupun demikian ulama banyak menafsirkan hadits bergetarnya gunung Uhud sebagai gempa. Anas bin Malik mengisahkan bahwa suatu saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendaki bukit Uhud bersama Abu Bakar, Umar dan Utsman lalu bukit itu bergetar. Maka beliau menghentakkan kakinya seraya bersabda;

اثْبُتْ أُحُدُ فَإِنَّمَا عَلَيْكَ نَبِيٌّ وَصِدِّيقٌ وَشَهِيدَانِ

“Tenanglah wahai Uhud, karena di atasmu sekarang ada Nabi, As-shiddiq (Abu Bakar) dan dua orang (yang akan mati) syahid (Umar dan Utsman).” (HR. Bukhari)

Gempa baru tercatat pada kekhalifahan Umar bin Khattab dan dijelaskan pada riwayat Ibnu Abid Dunya, Madinah yang saat itu menjadi pusat pemerintahan Islam kembali berguncang. Umar lalu menempelkan tangannya ke tanah kemudian berkata kepada bumi, “ada apa denganmu?”

Lalu Umar pun membuat pernyataan di depan umat Muslim pasca terjadinya gempa tersebut, “wahai masyarakat, tidaklah gempa ini terjadi karena ada sesuatu yang kalian lakukan, alangkah cepatnya kalian melakukan dosa. Demi jiwaku yang ada ditangan-Nya, jika terjadi gempa susulan, aku tidak akan mau tinggal bersama kalian selamanya.”

Umar bin Khattab yang dengan kerendahan sikapnya membaca terjadinya gempa itu sebagai suatu peringatan, sampai ia mengancam jika terjadi gempa susulan ia akan meninggalkan orang-orang di Madinah. Allah subhanahu wa ta‘ala berfirman:

قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَىٰ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ ۗ انْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ

Katakanlah: “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami(nya).” (QS. Al An‘am : 65)

Setelah masa sahabat gempa kembali terjadi pada masa kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz. Ibnu Qayyim mengisahkan, segera setelah kejadian ini Umar bin Abdul Aziz pun menulis surat ke beberapa kota di provinsinya yang berbunyi, “gempa adalah teguran Allah bagi para hamba-Nya dan bukankah Allah telah memerintahkan kepada mereka untuk membayar zakat, bersedekah dan bertaubat kepada-Nya.” Allah subhanahu wa ta‘ala berfirman:

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّىٰ ﴿١٤﴾ وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّىٰ ﴿١٥﴾ـ

“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang. ” (Al-A‘la : 14-15)

Subhanallah, ternyata Allah subhanahu wa ta‘ala menurunkan suatu bencana untuk bukan untuk menyusahkan kita tapi untuk memberikan peringatan sekaligus menguji kita, dan semoga kita bisa dijauhkan dari keburukan yang ditimbulkan oleh bencana gempa bumi ini, aamiin...aamiin...ya rabbal alamin...

Demikianlah artikel ini admin akhiri, jangan lupa untuk membaca Artikel Islami lainnya hanya di Jaka Adhitea Blog, barakallahu fiikum....
Wassalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh....

share this article on

0 Response to "Gempa Bumi Di Zaman Nabi"

Post a Comment