Berhaji Tanpa Haji


Assalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat datang kembali bagi para sahabat sekaligus pengunjung setia Jaka Adhitea Blog. Sebuah blog sederhana yang menjadi sarana berbagi ilmu pengetahuan islami agar selalu mendapatkan taufik dan hidayah Ilahi, aamiin aamiin ya rabbal alamin....

Keinginan atau menunaikan Haji atau umroh ke tanah suci memang tidak semua orang bisa menggapainya dengan mudah, khususnya bagi yangt tidak memiliki kekurangan financial. oleh karena itulah Allah Subhanahu wa ta‘ala juga memberikan fasilitas ibadah lain yang pahalanya setara dengan pahala umroh, lalu amalan apakah itu?

Berdzikir kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Sudah tentu amalan ini tidak membutuhkan biaya bahkan tanpa harus dilakukan tanpa pergi kemana-mana hal inilah yang dulu dikeluhkan oleh para sahabat Nabi yang miskin yang telah disebutkan dalam hadits Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, Abu Hurairah berkata:

جَاءَ الْفُقَرَاءُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ مِنْ الْأَمْوَالِ بِالدَّرَجَاتِ الْعُلَا وَالنَّعِيمِ الْمُقِيمِ يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّي وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ وَلَهُمْ فَضْلٌ مِنْ أَمْوَالٍ يَحُجُّونَ بِهَا وَيَعْتَمِرُونَ وَيُجَاهِدُونَ وَيَتَصَدَّقُونَ قَالَ أَلَا أُحَدِّثُكُمْ إِنْ أَخَذْتُمْ أَدْرَكْتُمْ مَنْ سَبَقَكُمْ وَلَمْ يُدْرِكْكُمْ أَحَدٌ بَعْدَكُمْ وَكُنْتُمْ خَيْرَ مَنْ أَنْتُمْ بَيْنَ ظَهْرَانَيْهِ إِلَّا مَنْ عَمِلَ مِثْلَهُ تُسَبِّحُونَ وَتَحْمَدُونَ وَتُكَبِّرُونَ خَلْفَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ 

“Pernah datang para fuqara kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Orang-orang kaya, dengan harta benda mereka itu, mereka mendapatkan kedudukan yang tinggi, juga kenikmatan yang abadi. Karena mereka melaksanakan shalat seperti juga kami melaksanakan shalat. Mereka shaum sebagaimana kami juga shaum. Namun mereka memiliki kelebihan disebabkan harta mereka, sehingga mereka dapat menunaikan 'ibadah haji dengan harta tersebut, juga dapat melaksnakan 'umrah bahkan dapat berjihad dan bersedekah." Maka beliau pun bersabda: "Maukah aku sampaikan kepada kalian sesuatu yang apabila kalian ambil (sebagai amal ibadah) kalian akan dapat melampaui (derajat) orang-orang yang sudah mengalahkan kalian tersebut, dan tidak akan ada yang dapat mengalahkan kalian dengan amal ini sehingga kalian menjadi yang terbaik di antara kalian dan di tengah-tengah mereka kecuali bila ada orang yang mengerjakan seperti yang kalian amalkan ini. Yaitu kalian membaca tasbih (Subhaanallah), membaca tahmid (Alhamdulillah) dan membaca takbir (Allahu Akbar) setiap selesai dari shalat sebanyak tiga puluh tiga kali.” (HR. Bukhari)

Selain itu ada ibadah lain yang ringan dan mudah dilakukan namun pahalanya setara dengan ibadah haji umroh yaitu shalat Sunnah Dhuha di masjid. Shalat sunnah yang minimal dikerjakan 2 raka‘at dan maksimal 12 raka‘at ini dikerjakan saat masuk waktu Dhuha yaitu saat matahari mulai merayap naik meninggalkan tempat terbit hingga tampak membayang menjelang tengah hari sekitar pukul 7 hingga pukul 11 siang hari.

Inilah salah satu shalat sunnah yang sangat dianjurkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam sebab memiliki keutamaan yang sangat luar biasa yang pahalanya setara dengan umroh. Dari Anas bin Malik dia berkata, Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ

“Barang siapa yang shalat subuh berjama'ah kemudian duduk berdzikir sampai matahari terbit yang dilanjutkan dengan shalat dua raka'at (shalat Dhuha), maka dia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah.” (HR. Tirmidzi)

Masih ada ibadah yang luar biasa pahalanya di sisi Allah Subhanahu wa ta'ala bagi kita yang tidak bisa berangkat haji yakni puasa Arafah.

Bagi umat Islam yang menunaikan ibadah haji hari arafah tanggal sembilan Dzulhijjah menjadi Puncak pelaksanaan perayaan ibadah haji, dengan berbalut kain ihram mereka berkumpul di padang Arafah memuji kebesaran Allah dan memohon ampunan-Nya. Tidak pandang bulu, tua, muda, kaya, miskin ataupun pejabat tinggi bahkan hingga rakyat biasa semuanya sama. inilah gambaran di padang mahsyar kelak ketika pada hari kiamat manusia dibangkitkan dari alam kuburnya untuk mempertanggungjawabkan amalannya masing-masing, sungguh suasana yang terasa amat sangat syahdu.


Sementara bagi umat Islam lainnya yang tidak mendapatkan kesempatan atau sudah menunaikan ibadah haji Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sangat menganjurkan untuk berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijah tersebut, inilah puasa yang biasa kita kenal dengan puasa Arafah. pahala yang bisa diraih pada puasa Arofah ini pun tidak main-main, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

ثَلَاثٌ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ فَهَذَا صِيَامُ الدَّهْرِ كُلِّهِ صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

“Puasa tiga hari setiap bulan, puasa dari Ramadhan ke Ramadhan sama dengan puasa setahun penuh. Sedangkan puasa pada hari Arafah, aku memohon pula kepada Allah, agar puasa itu bisa menghapus dosa setahun setahun penuh sebelumnya dan setahun sesudahnya. Adapun puasa pada hari 'Asyura`, aku memohon kepada Allah agar puasa tersebut bisa menghapus dosa setahun sebelumnya.” (HR. Muslim)

Perlu juga kita perhatikan menurut penjelasan para ulama terhapusnya dosa pada hadis ini adalah dosa-dosa kecil. Adapun dosa-dosa besar hanya bisa terhapus manakala pelakunya bersungguh-sungguh bertaubat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan taubatan nasuha. Keesokan harinya pada tanggal 10 Dzulhijjah kita memasuki hari raya Idul Adha, di sinilah Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan kembali ibadah yang bisa dilakukan dengan pahala yang sangat yaitu dengan melaksanakan shalat Idul Adha dan menyembelih qurban. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

“Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).” (QS. Al Kautsar: 2)

Sungguh Maha Adil Allah Subhanahu Wa Ta'ala, ditetapkannya amal ibadah yang memiliki keutamaan yang besar tidak menutup bagi yang tidak bisa melaksanakannya. Allah telah memperhitungkan amal ibadah dan pahalanya dengan perhitungan yang jika mengikuti logika keadilan manusia maka sangat sedikit manusia yang lolos dari neraka Allah, Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu berkata Rasulullah meriwayatkan fiman Allah:

إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً 

“Sesungguhnya Allah menuliskan kebaikan dan kejelekan, kemudian menerangkan hal tersebut, ‘Barangsiapa berkeinginan untuk kebaikan namun belum melakukannya maka Allah mencatatnya sebagai satu kebaikan yang sempurna untuknya, dan barangsiapa berkeinginan untuk suatu kebaikan lalu melakukannya maka Allah mencatat untuknya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat hingga beberapa kali lipat. Dan jika dia berkeinginan untuk kejelekan namun dia belum mengerjakannya, maka Allah akan mencatatnya sebagai kebaikan yang sempurna untuknya, namun jika dia mengamalkannya maka Allah mencatatnya sebagai satu dosanya’.” (HR. Bukhari-Muslim)

Demikian artikel ini admin akhiri, semoga bermanfaat dan silahkan di share sebanyak-banyaknya. 

Wallahu A‘lam, ihdinash-shiratal mustaqim...
Wa akhiran, Undzur Maa Qoola Walaa Tandzur Man Qoola.
Wassalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh....


share this article on

0 Response to "Berhaji Tanpa Haji"

Post a Comment