Kisah Abu Hurairah Dengan Setan


Assalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat datang di Jaka Adhitea Blog bagi para sahabat sekaligus pengunjung setia Jaka Adhitea Blog. Saya selaku admin hadir kembali untuk berbagi informasi islami, semoga menginspirasi dan menjadi motivasi aktifitas anda hari ini.


Sebagian dari kita banyak menafsirkan kalau setan akan takut apabila dibacakan Ayat Kursi. Hal itu tidak sepenuhnya benar dan tidak sepenuhnya juga salah, karena di zaman nabi adalah salah satu sahabat yang diajarkan Ayat Kursi oleh setan beserta manfaatnya. Dan sahabat tersebut adalah Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu. Berikut ini kisah selengkapnya:

ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻰ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ – ﺭﺿﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ – ﻗَﺎﻝَ ﻭَﻛَّﻠَﻨِﻰ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﺑِﺤِﻔْﻆِ ﺯَﻛَﺎﺓِ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ، ﻓَﺄَﺗَﺎﻧِﻰ ﺁﺕٍ ﻓَﺠَﻌَﻞَ ﻳَﺤْﺜُﻮ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻄَّﻌَﺎﻡِ ، ﻓَﺄَﺧَﺬْﺗُﻪُ ، ﻭَﻗُﻠْﺖُ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪِ ﻷَﺭْﻓَﻌَﻨَّﻚَ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – . ﻗَﺎﻝَ ﺇِﻧِّﻰ ﻣُﺤْﺘَﺎﺝٌ ، ﻭَﻋَﻠَﻰَّ ﻋِﻴَﺎﻝٌ ، ﻭَﻟِﻰ ﺣَﺎﺟَﺔٌ ﺷَﺪِﻳﺪَﺓٌ . ﻗَﺎﻝَ ﻓَﺨَﻠَّﻴْﺖُ ﻋَﻨْﻪُ ﻓَﺄَﺻْﺒَﺤْﺖُ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰُّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ‏« ﻳَﺎ ﺃَﺑَﺎ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﻣَﺎ ﻓَﻌَﻞَ ﺃَﺳِﻴﺮُﻙَ ﺍﻟْﺒَﺎﺭِﺣَﺔَ ‏» . ﻗَﺎﻝَ ﻗُﻠْﺖُ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺷَﻜَﺎ ﺣَﺎﺟَﺔً ﺷَﺪِﻳﺪَﺓً ﻭَﻋِﻴَﺎﻻً ﻓَﺮَﺣِﻤْﺘُﻪُ ، ﻓَﺨَﻠَّﻴْﺖُ ﺳَﺒِﻴﻠَﻪُ . ﻗَﺎﻝَ ‏« ﺃَﻣَﺎ ﺇِﻧَّﻪُ ﻗَﺪْ ﻛَﺬَﺑَﻚَ ﻭَﺳَﻴَﻌُﻮﺩُ ‏»

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mewakilkan padaku untuk menjaga zakat Ramadhan (zakat fitrah). Lalu ada seseorang yang datang dan menumpahkan makanan dan mengambilnya. Aku pun mengatakan, “Demi Allah, aku benar-benar akan mengadukanmu pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.”

Lalu ia berkata, “Aku ini benar-benar dalam keadaan butuh. Aku memiliki keluarga dan aku pun sangat membutuhkan ini.”

Abu Hurairah berkata, “Aku membiarkannya.”

Lantas di pagi hari, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata padaku: “Wahai Abu Hurairah, apa yang dilakukan oleh tawananmu semalam?”

Aku pun menjawab, “Wahai Rasulullah, dia mengadukan bahwa dia dalam keadaan butuh dan juga punya keluarga. Oleh karena itu, aku begitu kasihan padanya sehingga aku melepaskannya.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dia telah berdusta padamu dan dia akan kembali lagi.”

ﻓَﻌَﺮَﻓْﺖُ ﺃَﻧَّﻪُ ﺳَﻴَﻌُﻮﺩُ ﻟِﻘَﻮْﻝِ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﺇِﻧَّﻪُ ﺳَﻴَﻌُﻮﺩُ . ﻓَﺮَﺻَﺪْﺗُﻪُ ﻓَﺠَﺎﺀَ ﻳَﺤْﺜُﻮ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻄَّﻌَﺎﻡِ ﻓَﺄَﺧَﺬْﺗُﻪُ ﻓَﻘُﻠْﺖُ ﻷَﺭْﻓَﻌَﻨَّﻚَ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – . ﻗَﺎﻝَ ﺩَﻋْﻨِﻰ ﻓَﺈِﻧِّﻰ ﻣُﺤْﺘَﺎﺝٌ ، ﻭَﻋَﻠَﻰَّ ﻋِﻴَﺎﻝٌ ﻻَ ﺃَﻋُﻮﺩُ ، ﻓَﺮَﺣِﻤْﺘُﻪُ ، ﻓَﺨَﻠَّﻴْﺖُ ﺳَﺒِﻴﻠَﻪُ ﻓَﺄَﺻْﺒَﺤْﺖُ ، ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟِﻰ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ‏« ﻳَﺎ ﺃَﺑَﺎ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ، ﻣَﺎ ﻓَﻌَﻞَ ﺃَﺳِﻴﺮُﻙَ ‏» . ﻗُﻠْﺖُ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺷَﻜَﺎ ﺣَﺎﺟَﺔً ﺷَﺪِﻳﺪَﺓً ﻭَﻋِﻴَﺎﻻً ، ﻓَﺮَﺣِﻤْﺘُﻪُ ﻓَﺨَﻠَّﻴْﺖُ ﺳَﺒِﻴﻠَﻪُ . ﻗَﺎﻝَ ‏« ﺃَﻣَﺎ ﺇِﻧَّﻪُ ﻗَﺪْ ﻛَﺬَﺑَﻚَ ﻭَﺳَﻴَﻌُﻮﺩُ ‏»

Aku pun tahu bahwasanya ia akan kembali sebagaimana yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam katakan. Aku pun mengawasinya, ternyata ia pun datang dan menumpahkan makanan, lalu ia mengambilnya. Aku pun mengatakan, “Aku benar-benar akan mengadukanmu pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.”

Lalu ia berkata, “Biarkanlah aku, aku ini benar-benar dalam keadaan butuh. Aku memiliki keluarga dan aku tidak akan kembali setelah itu.”

Abu Hurairah berkata, “Aku pun menaruh kasihan padanya, aku membiarkannya.”

Lantas di pagi hari, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata padaku: “Wahai Abu Hurairah, apa yang dilakukan oleh tawananmu?”

Aku pun menjawab, “Wahai Rasulullah, dia mengadukan bahwa dia dalam keadaan butuh dan juga punya keluarga. Oleh karena itu, aku begitu kasihan padanya sehingga aku melepaskannya pergi.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dia telah berdusta padamu dan dia akan kembali lagi.”

ﻓَﺮَﺻَﺪْﺗُﻪُ ﺍﻟﺜَّﺎﻟِﺜَﺔَ ﻓَﺠَﺎﺀَ ﻳَﺤْﺜُﻮ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻄَّﻌَﺎﻡِ ، ﻓَﺄَﺧَﺬْﺗُﻪُ ﻓَﻘُﻠْﺖُ ﻷَﺭْﻓَﻌَﻨَّﻚَ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ، ﻭَﻫَﺬَﺍ ﺁﺧِﺮُ ﺛَﻼَﺙِ ﻣَﺮَّﺍﺕٍ ﺃَﻧَّﻚَ ﺗَﺰْﻋُﻢُ ﻻَ ﺗَﻌُﻮﺩُ ﺛُﻢَّ ﺗَﻌُﻮﺩُ . ﻗَﺎﻝَ ﺩَﻋْﻨِﻰ ﺃُﻋَﻠِّﻤْﻚَ ﻛَﻠِﻤَﺎﺕٍ ﻳَﻨْﻔَﻌُﻚَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑِﻬَﺎ . ﻗُﻠْﺖُ ﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﺫَﺍ ﺃَﻭَﻳْﺖَ ﺇِﻟَﻰ ﻓِﺮَﺍﺷِﻚَ ﻓَﺎﻗْﺮَﺃْ ﺁﻳَﺔَ ﺍﻟْﻜُﺮْﺳِﻰِّ ‏( ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﻫُﻮَ ﺍﻟْﺤَﻰُّ ﺍﻟْﻘَﻴُّﻮﻡُ ‏) ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺨْﺘِﻢَ ﺍﻵﻳَﺔَ ، ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻦْ ﻳَﺰَﺍﻝَ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺣَﺎﻓِﻆٌ ﻭَﻻَ ﻳَﻘْﺮَﺑَﻨَّﻚَ ﺷَﻴْﻄَﺎﻥٌ ﺣَﺘَّﻰ ﺗُﺼْﺒِﺢَ . ﻓَﺨَﻠَّﻴْﺖُ ﺳَﺒِﻴﻠَﻪُ ﻓَﺄَﺻْﺒَﺤْﺖُ ، ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟِﻰ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ‏« ﻣَﺎ ﻓَﻌَﻞَ ﺃَﺳِﻴﺮُﻙَ ﺍﻟْﺒَﺎﺭِﺣَﺔَ ‏» . ﻗُﻠْﺖُ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺯَﻋَﻢَ ﺃَﻧَّﻪُ ﻳُﻌَﻠِّﻤُﻨِﻰ ﻛَﻠِﻤَﺎﺕٍ ، ﻳَﻨْﻔَﻌُﻨِﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑِﻬَﺎ ، ﻓَﺨَﻠَّﻴْﺖُ ﺳَﺒِﻴﻠَﻪُ . ﻗَﺎﻝَ ‏« ﻣَﺎ ﻫِﻰَ ‏» . ﻗُﻠْﺖُ ﻗَﺎﻝَ ﻟِﻰ ﺇِﺫَﺍ ﺃَﻭَﻳْﺖَ ﺇِﻟَﻰ ﻓِﺮَﺍﺷِﻚَ ﻓَﺎﻗْﺮَﺃْ ﺁﻳَﺔَ ﺍﻟْﻜُﺮْﺳِﻰِّ ﻣِﻦْ ﺃَﻭَّﻟِﻬَﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺨْﺘِﻢَ ‏( ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﻫُﻮَ ﺍﻟْﺤَﻰُّ ﺍﻟْﻘَﻴُّﻮﻡُ ‏) ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻟِﻰ ﻟَﻦْ ﻳَﺰَﺍﻝَ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺣَﺎﻓِﻆٌ ﻭَﻻَ ﻳَﻘْﺮَﺑَﻚَ ﺷَﻴْﻄَﺎﻥٌ ﺣَﺘَّﻰ ﺗُﺼْﺒِﺢَ ، ﻭَﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﺃَﺣْﺮَﺹَ ﺷَﻰْﺀٍ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ . ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰُّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ‏« ﺃَﻣَﺎ ﺇِﻧَّﻪُ ﻗَﺪْ ﺻَﺪَﻗَﻚَ ﻭَﻫُﻮَ ﻛَﺬُﻭﺏٌ ، ﺗَﻌْﻠَﻢُ ﻣَﻦْ ﺗُﺨَﺎﻃِﺐُ ﻣُﻨْﺬُ ﺛَﻼَﺙِ ﻟَﻴَﺎﻝٍ ﻳَﺎ ﺃَﺑَﺎ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ‏» . ﻗَﺎﻝَ ﻻَ . ﻗَﺎﻝَ ‏« ﺫَﺍﻙَ ﺷَﻴْﻄَﺎﻥٌ ‏»

Pada hari ketiga, aku terus mengawasinya, ia pun datang dan menumpahkan makanan lalu mengambilnya. Aku pun mengatakan, “Aku benar-benar akan mengadukanmu pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ini sudah kali ketiga, engkau katakan tidak akan kembali namun ternyata masih kembali.

Ia pun berkata, “Biarkan aku. Aku akan mengajari suatu kalimat yang akan bermanfaat untukmu.”

Abu Hurairah bertanya, “Apa itu?”

Ia pun menjawab, “Jika engkau hendak tidur di ranjangmu, bacalah ayat kursi ‘Allahu laa ilaha illa huwal hayyul qoyyum …‘ hingga engkau menyelesaikan ayat tersebut. Faedahnya, Allah akan senantiasa menjagamu dan setan tidak akan mendekatimu hingga pagi hari.”

Abu Hurairah berkata, “Aku pun melepaskan dirinya dan ketika pagi hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya padaku, “Apa yang dilakukan oleh tawananmu semalam?”

Abu Hurairah menjawab, “Wahai Rasulullah, ia mengaku bahwa ia mengajarkan suatu kalimat yang Allah beri manfaat padaku jika membacanya. Sehingga aku pun melepaskan dirinya.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, “Apa kalimat tersebut?”

Abu Hurairah menjawab, “Ia mengatakan padaku, jika aku hendak pergi tidur di ranjang, hendaklah membaca ayat kursi hingga selesai yaitu bacaan ‘Allahu laa ilaha illa huwal hayyul qoyyum’. Lalu ia mengatakan padaku bahwa Allah akan senantiasa menjagaku dan setan pun tidak akan mendekatimu hingga pagi hari. Dan para sahabat lebih semangat dalam melakukan kebaikan.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda, “Adapun dia kala itu berkata benar, namun asalnya dia pendusta. Engkau tahu siapa yang bercakap denganmu sampai tiga malam itu, wahai Abu Hurairah?”

“Tidak”, jawab Abu Hurairah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Dia adalah setan.” (HR. Bukhari no. 2311)

KATA MUTIARA ★
“Ambillah sebuah kebaikan sekalipun itu berasal dari sesuatu yang tidak engkau sukai, karena karena kebaikan bisa berasal dari mana saja bahkan dari sesuatu yang engkau benci. Dan buanglah setiap keburukan sekalipun itu berasal dari sesuatu yang engkau sukai karena keburukan bisa berasal dari mana saja bahkan dari sesuatu yang engkau cintai.”

Allah subhanahu wa ta‘ala berfirman:

وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

Barakallahu fiikum....
Wassalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

share this article on

0 Response to "Kisah Abu Hurairah Dengan Setan"

Post a Comment