Keluarga Yasir (Keluarga Idaman Dunia Dan Akhirat) Part 1

Assalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat datang bagi para sahabat dan pengunjung setia Jaka Adhitea Blog. Kali ini admin akan berusaha menyajikan rangkaian catatan tokoh-tokoh yang tercatat dalam sejarah Islam agar tidak tenggelam ditelan oleh kemajuan zaman.


Mereka ini hanyalah kaum yang lemah, mereka tercatat sebagai generasi awal yang masuk Islam. Maka ketika para petinggi Quraisy mengetahui keislaman mereka, siksaan mulai menyapa mereka. Tak ada tempat untuk dijadikan tempat berlindung, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri pun tak bisa berbuat apa-apa karena saat itu belum ada perintah untuk melawan Quraisy. Meskipun begitu keteguhan iman yang mereka pertahankan mampu mengalahkan segalanya, nyawa pun mereka relakan demi mempertahankan nikmatnya iman bahkan Sumayyah menjadi wanita pertama yang mati secara syahid. Mereka adalah keluarga yang dijanjikan akan berkumpul bersama di Surga kelak oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, inilah keluarga Yasir.


Keluarga Yasir sejatinya berasal dari negeri Yaman, sejarah mencatat kedatangan Yasir bin Amir ke Mekkah untuk mencari kerabatnya di Mekkah. Dan sedang menjadi tradisi Arab saat itu bahwa kaum lemah ataupun pendatang harus berlindung kepada suku yang berkasta tinggi agar mereka terhindar dari berbagai ancaman. Biasanya terjadi kesepakatan diantara mereka untuk saling mengambil keuntungan. Maka di Mekkah, Yasir bin Amir berlindung pada keluarga Abu Khudzaifah yang merupakan petinggi Quraisy dari Bani Makhzum.

Di masyarakat Mekkah ada satu sistem dimana seseorang atau suatu suku yang biasanya masyarakat yang secara strata kesukuannya tidak tinggi atau masyarakat yang lemah dia akan meminta perlindungan dan bergabung dengan suku yang besar yang kuat.

Tujuan diantaranya adalah agar mereka mendapatkan perlindungan kalau suatu hari mereka diserang oleh musuhnya. Mereka pun akan saling mengambil manfaat dengan suku-suku besar tersebut dan suku-suku besar yang mau menerimanya akan melindungi dengan penuh komitmen. Dimulai dari diumumkan di masyarakat Arab sehingga mereka tahu bahwa si fulan ada di bawah perlindungan suku tertentu. Adapun Yasir yang datang dari Yaman datang ke Mekkah diapun juga mencoba mencari perlindungan, maka dia bergabung dengan keluarga besar Bani Makhzum.

Yasir pun berlindung hingga akhirnya ia dan saudaranya dapat tinggal di Mekkah dengan leluasa untuk mencari kerabatnya. Kebersamaan dengan keluarga Bani Makhzum membuat Yasir mengenal Sumayyah binti Khayyat. Sumayyah merupakan budak berkulit hitam milik Abu Khudzaifah, diam-diam Yasir menaruh hati pada Sumayyah. Ketertarikannya pada Sumayyah membuat Yasir memutuskan untuk menetap di Mekkah, sementara saudara-saudaranya bersiap untuk kembali ke negeri Yaman. Yasir pun menceritakan isi hatinya kepada Abu Khudzaifah, kebahagiaan Yasir semakin bertambah saat Abu Khudzaifah bersedia menikahkan Yasir dengan Sumayyah. Bahkan Sumayyah dibebaskan dari statusnya sebagai budak oleh Abu Khudzaifah setelah pernikahannya dengan Yasir.

Di kota Mekkah Yasir dan Sumayyah hidup bersama, mereka hidup dengan hasil bekerja pada keluarga Bani Makhzum. Meski tak bergelimang harta benda, mereka tetap hidup bahagia. Kebahagiaan mereka semakin lengkap saat Sumayyah melahirkan seorang putra yang diberi nama Ammar dan keluarga ini terus hidup di Mekkah dan tetap bekerja pada keluarga Bani Makhzum. Meskipun tak lagi berstatus sebagai budak, mereka tak bisa lepas dari bayang-bayang keluarga besar Bani Makhzum yang telah banyak berjasa pada kehidupan mereka. Hingga seluruh hidup mereka, dihabiskan untuk bekerja dan berbakti pada Bani Makhzum.

Beberapa tahun kemudian, kota Mekkah dirahmati dengan munculnya seorang Nabi yang diutus dari golongan Quraisy. Sang Nabi memulai dakwahnya secara diam-diam pada keluarga dan kerabat terdekat. Sejarah mencatat, para pengikut awal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kebanyakan berasal dari kaum yang miskin dan orang-orang lemah. Diantaranya adalah Ammar putra Yasir, Ammar tercatat sebagai orang ke-7 yang memeluk Islam. Maka saat Ammar terlebih dahulu memeluk Islam, ia mendakwahkan keyakinan barunya pada kedua orang tuanya. Saat itu Yasir dan Sumayyah dapat dengan mudah mau meyakini Islam sebagai agama yang sebenar-benarnya.

Dengan Islam, pada akhirnya mereka sadar bahwa semua manusia memiliki derajat yang sama di hadapan Allah subhanahu wa ta‘ala, tak ada perbedaan kasta yang membatasi antar sesama manusia.

Mengapa begitu mudahnya Ammar bin Yasir dan kedua orang tuanya yakni Yasir dan Sumayyah memeluk Islam hanya dengan dialog yang ringan?
Itu karena mereka orang-orang miskin, orang-orang lemah dan tidak mampu yang tidak banyak kepentingannya. Dan banyak orang sulit menerima hidayah karena banyak kepentingannya dan beban dunianya sehingga ini yang tidak sejalan dengan hidayah yang mau masuk ke dalam hati orang tersebut. Maka dari itu ringankan hati dan jangan banyak dibebani dengan kepentingan lain kalau kita mau mendapatkan hidayah Allah dengan mudah.

Akhirnya satu keluarga ini, Ammar, Yasir dan Sumayyah masuk Islam. Mereka menjadi sebuah keluarga besar yang masuk Islam di awal dakwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan orang-orang awal yang masuk Islam selalu memiliki keistimewaan dan kelebihan dibandingkan orang-orang yang masuk Islam setelahnya. Karena orang-orang awal yang masuk Islam sangat tahu persis akan perjuangan dengan semua kesulitannya, semua berdarah-darahnya, mereka mendapat keistimewaan dan kelebihan dari Allah subhanahu wa ta‘ala yang menyambut seruan Nabi di awal dakwahnya.

Saat para tokoh Quraisy mengetahui kenabian Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka pun meradang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dianggap membangkang dari ajaran nenek moyang. Mereka juga tidak menerima kalau kenabian datang bukan dari keluarga mereka, sehingga para tokoh Quraisy mulai memberikan tekanan pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para pengikutnya. Tekanan diberikan kepada kaum lemah dan budak yang tidak mempunyai perlindungan. Saat keislaman keluarga Yasir diketahui, sontak membuat keluarga Bani Makhzum marah besar !!!

Keislaman keluarga Yasir dinilai telah mencoreng nama baik keluarga Bani Makhzum karena telah menjadi pengikut dari orang yang sangat dimusuhi yakni Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka keluarga Yasir harus menerima siksaan karena tidak mau kembali pada ajaran nenek moyang yang menyembah berhala. Abu Jahal salah seorang yang berasal dari keluarga Bani Makhzum ditugaskan menjadi eksekutor untuk menyiksa keluarga Yasir. Dengan perlakuan yang sungguh sangat biadab, keluarga Yasir disiksa oleh
Abu Jahal yang disebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai Fir‘aun di masa ini.

Lalu bagaimana nasib keluarga Yasir setelah keislaman mereka diketahui oleh para pembesar Quraisy?
Akankah keluarga Yasir selamat dari siksaan mereka?
Baca lanjutan kisahnya di Keluarga Yasir (Keluarga Idaman Dunia Dan Akhirat) part 2, hanya di Jaka Adhitea Blog.

Wassalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh....

share this article on

0 Response to "Keluarga Yasir (Keluarga Idaman Dunia Dan Akhirat) Part 1"

Post a Comment