Kisah inspiratif kali ini bertujuan untuk mengingatkan kita agar tidak terlalu mudah menyalahkan ataupun mencari-cari kesalahan orang lain.
Inilah kisahnya silahkan ambil hikmah serta kebaikan yang terdapat di dalamnya, dan silahkan dibaca kisahnya......
==========================================
Tersebutlah seorang duda yang baru saja ditinggal mati oleh istrinya dan baru saja menempati sebuah rumah di komplek perumahan baru bersama seorang anak perempuannya. Suatu pagi sambil sarapan, sang anak menatap keluar melalui jendela kaca di ruang makan dan melihat tetangganya sedang menjemur baju.
Lalu sang anak berkata kepada ayahnya, “ayah coba lihat cuciannya kelihatan kurang bersih ya, sepertinya dia tidak tahu cara mencuci pakaian dengan benar, mungkin dia perlu sabun cuci yang lebih bagus.”
Ayahnya menoleh, tetapi hanya diam dan tidak memberi komentar apapun.
Sejak hari itu setiap tetangganya menjemur baju, sang anak memberikan komentar yang sama tentang kurang bersihnya si tetangga dalam mencuci bajunya.
Seminggu pun berlalu...
Di pagi yang sama sang anak heran melihat pakaian-pakaian yang dijemur tetangganya terlihat bersih cemerlang.
Lalu sang anak berkata kepada ayahnya, “Ayah coba lihat ke jendela, sepertinya tetangga kita telah belajar bagaimana cara mencuci baju dengan benar. Pagi ini baju cuciannya telah bersih, mungkin dia melihat hasil cucianku yang bersih.”
Lalu sang ayah berkata, “Nak, ayah bangun lebih pagi hari ini untuk membersihkan jendela kaca kita.”
Sang anak terkejut dan sangat malu mendengar jawaban ayahnya, dia malu telah mencerca tetangganya yang selama ini tidak bersih mencuci baju. Padahal kaca jendelanya yang kotor.
Sang ayah yang bijak pun mencoba memberikan nasehat kepada anaknya. “Begitulah kehidupan ini nak, apa yang kita lihat pada saat menilai orang lain tergantung kepada kejernihan pikiran kita. Lewat jendela mana kita memandangnya. Hati itu ibarat jendela, jika kaca jendela yang kita pakai kotor sudah pasti apa yang kita lihat di depan akan kotor juga. Sebaliknya jika HATI kita bersih, maka bersih pula PIKIRAN kita. Jika PIKIRAN kita bersih, maka bersih pula PERKATAAN kita. Jika PERKATAAN kita bersih, maka bersih pula PERBUATAN kita. Hati, pikiran, perkataan dan perbuatan kita mencerminkan hidup kita nak.”
Sang anak pun terdiam dan tertunduk menyadari akan kesalahannya selama ini, yang hanya melihat orang lain seakan-akan orang lain bersalah padahal dirinya sendiri yang banyak kesalahan.
==========================================
Itulah sebabnya orang tua kita selalu berpesan, “jaga hati, pikiran, perkataan dan perbuatan.”
Sudah selayaknya kita menjaga itu, sebab seburuk apapun baju yang kita pakai tidak akan melukai orang lain, tapi lidah dan sudut pandang yang kotor dapat melukai bahkan menghancurkan orang lain.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Lalu, pertanyaan terakhirnya tanyakanlah pada diri kita sendiri. Apakah “kaca jendela” kita sudah bersih hari ini?
Wallahu a‘lam.....
Barakallahu fiikum....
Wassalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh....
share this article on
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete