![]() |
Abu Jahal pun berkata, “bagaimana aku tidak sedih wahai pamanku, masyarakat sedang mengumpulkan harta untuk diberikan kepadamu dengan maksud agar engkau mengganggu Muhammad.”
Mendengar kalimat ini Wallahu a‘lam meski apa yang dikatakan Abu Jahal sebenarnya tidak pernah terjadi akan tetapi ini adalah sebuah dramatisasi dari seorang Abu Jahal agar sang paman marah dan emosinya tersulut. Maka benar saja Abu Jahal yang paham betul akan pamannya ini lalu Al-Walid bin al-Mughirah marah dan berkata, “apakah kaum Quraisy tidak tahu bahwa saya adalah orang paling kaya di antara mereka dan saya tidak perlu uang itu.”
Maka disaat celah itulah Abu Jahal masuk dan mengatakan, “itulah paman, paman harus mengeluarkan perkataan yang menunjukkan bahwa engkau ingkar dan benci kepada Muhammad.”
Al-Walid bin al-Mughirah berkata, “apa yang harus saya katakan? Demi Allah, tidak ada seorang pun di antara kalian yang lebih tinggi syairnya, sajaknya, ataupun kasidahnya daripada gubahanku, bahkan syair-syair bangsa jin pun tidak ada yang mengungguli aku. Demi Allah, sepanjang yang aku ketahui, tidak ada yang menyerupai ucapan Muhammad sedikit pun. Demi Allah, ucapannya manis, bagus, indah, gemilang dan cemerlang. Ucapannya tinggi, tidak ada yang lebih tinggi daripadanya. Semua yang telah aku ketahui lebih rendah daripadanya.”
Abu Jahal berkata, “kaummu tidak akan senang sebelum engkau menunjukkan kebencianmu kepada Muhammad.”
Sang paman berkata, “beri saya waktu untuk saya berfikir.”
Kemudian proses berfikir inilah yang diabadikan di Al-Qur'anul Karim yang menunjukkan betapa murkanya Allah Swt terhadap pemikiran seorang Al-Walid bin al-Mughirah.
[Diriwayatkan oleh al-Hakim dan disahihkannya yang bersumber dari Ibnu Abbas. Sanad Hadits ini sahih menurut syarat al-Bukhari.]
[Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim.]
Al-Walid bin al-Mughirah lantas berfikir keras untuk memberikan julukan kepada Rasulullah ﷺ dan kalimat suci Al-Qur'an. Hingga sampai akhirnya ia memberikan gelar kepada Rasulullah ﷺ sebagai ahli sihir bahkan menyebut Al-Qur'an sebagai perkataan manusia yang mengandung mantra sihir. Al-Walid bin al-Mughiroh dan para petinggi Quraisy lainnya menyampaikan kepada masyarakat Arab yang datang ke Mekkah agar menjauhi Nabi Muhammad ﷺ.
Al-Walid bin al-Mughirah menutup pintu hati nuraninya sendiri dengan menolak hidayah yang datang kepadanya. Sebab ia yang telah mengetahui mukjizat Al-Qur'an terpaksa mencari cara untuk mendustainya demi mempertahankan gengsinya. Atas tindakannya inilah Allah Swt menjelekkan sosok al-Walid bin al-Mughirah di dalam Kalam mulianya, Al-Qur'an di surat Al-Muddatstsir ayat 11-26. Allah Swt berfirman:
ذَرْنِي وَمَنْ خَلَقْتُ وَحِيدًا (١١)
Biarkanlah Aku (yang bertindak) terhadap orang yang Aku sendiri telah menciptakannya. (11)
وَجَعَلْتُ لَهُ مَالًا مَمْدُودًا (١٢)
dan Aku berikan baginya kekayaan yang melimpah, (12)
وَبَنِينَ شُهُودًا (١٣)
dan anak-anak yang selalu bersamanya, (13)
وَمَهَّدْتُ لَهُ تَمْهِيدًا (١٤)
dan Aku berikan baginya kelapangan (hidup) seluas-luasnya, (14)
ثُمَّ يَطْمَعُ أَنْ أَزِيدَ (١٥)
kemudian dia ingin sekali agar Aku menambahnya. (15)
كَلَّا ۖ إِنَّهُ كَانَ لِآيَاتِنَا عَنِيدًا (١٦)
Tidak bisa! Sesungguhnya dia telah menentang ayat-ayat Kami (Al-Qur'an). (16)
سَأُرْهِقُهُ صَعُودًا (١٧)
Aku akan membebaninya dengan pendakian yang memayahkan. (17)
إِنَّهُ فَكَّرَ وَقَدَّرَ (١٨)
Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya), (18)
فَقُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ (١٩)
maka celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan?(19)
ثُمَّ قُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ (٢٠)
Sekali lagi, celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan? (20)
ثُمَّ نَظَرَ (٢١)
Kemudian dia (merenung) memikirkan, (21)
ثُمَّ عَبَسَ وَبَسَرَ (٢٢)
lalu berwajah masam dan cemberut, (22)
ثُمَّ أَدْبَرَ وَاسْتَكْبَرَ (٢٣)
kemudian berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri, (23)
فَقَالَ إِنْ هَٰذَا إِلَّا سِحْرٌ يُؤْثَرُ (٢٤)
lalu dia berkata, "(Al-Qur'an) ini hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu), (24)
ini hanyalah perkataan manusia.” (25)
Pelajaran yang bisa kita ambil adalah bahwa pemikiran, tentang apa yang dipikirkan oleh seseorang, apa yang dibuat wacana oleh seseorang, jangan dikira bahwa hal ini merupakan bukan sebuah dosa kalau itu kesalahan. Terkadang kita sering menduga bahwa jika sekedar berwacana bukanlah sebuah kesalahan, apabila yang diwacanakan atau dipikirkan merupakan kesalahan itu bisa menjadi lebih buruk, lebih fatal dan berbahaya dibandingkan dengan kejahatan fisik.
Kenapa bisa begitu, karena kalau kejahatan fisik korbannya bisa jelas dihitung tapi ketika pemikiran yang ditebarkan kita tidak akan pernah tahu berapa banyak orang yang terpengaruh oleh keburukan pemikiran tersebut. Kalau perang pemikiran kita tidak pernah tahu siapa korbannya tapi kalau kejahatan fisik kita bisa tahu siapa korban dan jumlahnya bahkan orang-orang shaleh pun bisa menjadi korban perang pemikiran ini.
Karenanya Allah Swt mengingatkan bahwa orang seperti Al-Walid bin al-Mughirah sangat berbahaya yang mengeluarkan wacana atau pemikiran yang buruk bagi Al-Qur'an dan Rasul-Nya hingga sampai ia menemukan kalimat bahwa kalimat ini bisa untuk memperburuk Al-Qur'an dan Rasulullah ﷺ bahwa Al-Qur'an hanya mantra sihir dan hanya perkataan manusia biasa.
Bersama Abu Jahal dan petinggi Quraisy lainnya Al-Walid bin al-Mughirah selalu terlibat aksi menentang dakwah Rasulullah ﷺ, bahkan ia rela ia menerima usulan agar putranya Umarah bin Al-Walid ditukar dengan Rasulullah ﷺ. Pertukaran ini tak lain dilakukan bertujuan agar petinggi Quraisy dengan leluasa menyingkirkan Rasulullah ﷺ. al-Walid bin al-Mughirah benar-benar telah menolak hidayah yang datang padanya. Ia tidak memeluk Islam hingga akhir hidupnya bukan karena Islam tak pernah menyapanya tapi ia lebih memilih untuk mempertahankan kepemimpinannya.
Al-Walid bin al-Mughirah rela mendustakan kata hatinya bahkan turut serta menjadi dalang besar menentang dakwah Rasulullah ﷺ dengan menebar kebencian di masyarakat Quraisy agar memusuhi Islam.
Hari ini muslimin sering mendapat stempel atau dicap yang tidak-tidak dan sering mendapatkan gelar yang menyudutkan muslimin, Al-Qur'an dan Rasulullah ﷺ. Kalau kita membaca surat al-Muddatstsir tersebut maka hal itu bukanlah aneh sama sekali karena sejak zaman Nabi Muhammad ﷺ Al-Walid bin al-Mughirah sudah memberikan stempel atau gelar bahwa Nabi Muhammad ﷺ itu tukang sihir, Al-Qur'an adalah mantra sihir dan hanya perkataan manusia biasa. Dan itu yang ditebarkan kepada tiap suku-suku di berbagai wilayah dan kabilah mereka selalu diberikan kalimat ini agar menjauh dari Nabi Muhammad ﷺ yang sering membaca Al-Qur'an di samping Ka‘bah.
Pemikiran seperti ini tentu bisa menjauhkan muslimin dari Al-Qur'an, karenanya jika muslimin mau belajar dengan baik maka pemikiran semacam ini tidak akan mempan karena adanya ilmu, akan tetapi masalahnya sekarang tidak seluruh muslimin hari ini mempunyai ilmu yang cukup sehingga begitu masuk tidak bisa menyaring, menyatu dalam dirinya sehingga mulai muncul keraguan bahkan mirisnya mulai menyerang Islam padahal dirinya orang Islam.
Seorang al-Walid bin al-Mughirah menyerang dan menyampaikan pemikiran tersebut di samping Darun Nadwah yang berada di samping Ka‘bah. Meskipun begitu pemikiran Al-Walid bin al-Mughirah hanya bisa menghambat sesaat dan tidak bisa menghentikan laju dakwah Rasulullah ﷺ kala itu.
Lalu seperti apakah kisah dan sepak terjang seorang Khalid bin Walid dalam membela Islam? Nantikan kisahnya hanya di Jaka Adhitea Blog.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh....
share this article on
0 Response to "Al-Walid bin al-Mughirah (Menolak Hidayah Karena Pemikirannya)"
Post a Comment