Jangan Lupakan Orang Tuamu


Assalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat datang di Jaka Adhitea Blog bagi para pembaca sekaligus pengunjung setia blog ini. Saya selaku admin hadir kembali untuk berbagi informasi islami, semoga menginspirasi dan menjadi motivasi aktifitas anda hari ini.

Kisah inspiratif satu ini mengingatkan kita untuk pentingnya kita untuk berbakti kepada orang tua dan juga agar tidak melupakan orang tua dalam keadaan dan situasi apapun, berikut ini kisahnya......

=====================================

Tersebutlah seorang anak muda yang sangat eksis di berbagai media sosial. Suatu saat ia membuka Facebook, disana ia mendapatkan pesan-pesan baik dari teman maupun orang lain yang belum berteman dengannya.

Satu persatu ia baca pesan tersebut, dan sampailah ia mendapatkan pesan yang tidak bisa ia baca karena belum berteman dengannya. Akhirnya ia terima pertemanannya karena penasaran dengan isi dari pesan tersebut.

Setelah itu ia langsung baca pesan tersebut. isi dari pesan itu berbunyi, “Assalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Ini ayah nak, ayah belajar main facebook, ayah belajar tapi tidak terlalu mengerti nak. Ayah pun minta tolong sama teman ayah nak untuk mengetikkan pesan ini untuk disampaikan kepadamu nak.

Ayah juga sudah mencoba mengirim permintaan pertemanan kepadamu, tapi tidak bisa mungkin karena temanmu sudah terlalu banyak ya nak, atau ayah yang tidak tahu cara meminta kamu untuk menjadi teman facebook ayah. Atau mungkin kamu menolak permintaan pertemanan dari ayah agar ayah tidak bisa mengontrol kamu di facebook mungkin juga kamu tidak mau berteman dengan ayah di facebook.

Anakku yang tersayang, ayah cuma mau bilang, ayah ingat waktu pertama kali kamu dibelikan handphone pada saat kamu kelas 4 SD. Pada saat itu kamu senang sekali punya handphone baru, ayah sengaja belikan karena teman-teman kamu sudah banyak yang punya handphone agar kamu tidak merasa iri dan supaya kamu merasa kalau kamu itu punya ayah yang sangat sayang kepadamu.

Anakku, ingatkah engkau pada saat engkau berumur sekitar 2-3 tahun ayah menggendongmu, engkau mencoba memanggil “ayah, ayah, ibu, ibu” ketahuilah nak ayah mengajakmu mengobrol mencoba untuk berbicara denganmu. Mungkin pada saat seumur itu engkau belum mengingat dan mengerti apa yang ayah bicarakan nak, tapi percayalah nak ayah banyak sekali ayah menghiburmu pada saat engkau berumur 2-3 tahun.

Anakku, pada saat engkau memasuki SD kamu berkata kepada ayah kamu sangat senang dengan pelajaran Bahasa Indonesia, matematika, Bahasa Arab dan lain-lain ayah semakin semangat bekerja mencari uang agar engkau bisa melanjutkan sekolahmu nak sampai engkau bisa menjadi orang hebat.

Wahai anakku, ketika engkau masuk SMP engkau sudah mulai sibuk dengan teman-temanmu wahai anakku. Engkau pulang langsung masuk ke kamarmu, dan engkau keluar hanya untuk makan saja kemudian engkau masuk kamar kembali engkau sudah sangat jarang berbicara kepada ayah, ayah kangen sekali. Ketika engkau masuk SMA ayah tahu engkau sedang mencintai seorang gadis dan di saat itulah engkau sudah mulai cuek dengan ayah dan ibumu. Engkau sudah mulai sibuk dengan jemarimu, handphonemu, chatingmu dengan teman wanitamu.

Wahai anakku, apakah engkau tidak perlu orang tuamu lagi, apakah engkau hanya butuh dengan ayah hanya pada saat engkau menikah nanti, hanya memohon restu ayah dan ibu saja. Sekarang engkau belum butuh ayah karena engkau belum mau menikah, apa engkau baru mau mencari ayah ketika engkau mau menikah nanti?

Wahai anakku ayah sangat rindu, engkau sudah masuk kuliah, engkau masuk asrama dan engkau sudah jarang menelepon ayah. Ayah belikan pulsa seratus ribu namun engkau menelepon ayah 5 menit lalu engkau matikan teleponnya. Apakah seratus ribu itu sudah habis hanya untuk menelepon ayah 5 menit?

Wahai anakku, ayah rindu kepadamu. Sekarang engkau sudah dewasa, pesan ayah ingin ayah akhiri. Ayah cuma mau bilang ayah sangat rindu, maafkan curhatan ayah ini yang sangat cerewet kepadamu. Walaupun engkau tidak mengingat ayah tapi jangan sampai lupa mengingat Allah, ingat imanmu dan ingat islammu. Mungkin engkau jarang bicara pada ayah tapi janganlah engkau jarang untuk bicara kepada Allah, jaga shalatmu, jaga akhlakmu, jaga imanmu dan ayah sangat mencintaimu.”

Setelah membaca pesan tersebut, menangis dan menjeritlah anak muda ini. Ia menangis sejadi-jadinya membaca pesan facebook ayahnya ini. Pesan yang sudah lama ia terima tapi baru bisa ia buka sekarang. Apa yang membuat ia menangis dan menjerit? Karena ia baru membuka pesan ayahnya tersebut di malam 100 hari takziyah ayahnya. Karena ia tidak punya waktu lagi untuk mendekap ayahnya.
Ayahnya sekarang sudah berada di dalam kubur..!
Bagaimana ia mau mengobrol dengan ayahnya lagi..!
Bagaimana ia mau berbicara dengan ayahnya lagi..!
Apakah di kuburan ada facebook..!
Apakah di kuburan ada handphone..!
Lantas bagaimana ia bisa berkomunikasi lagi dengan ayahnya..!
Hanya dengan curhatan-curhatan itu, hanya dengan berbicara kepada Allah ia berharap semoga Allah menyampaikan salamnya kepada ayahnya bahwa ia sangat mencintai dan menyayangi ayahnya.

===================================

Bagaimana perasaan para pembaca setelah membaca kisah tersebut?
Pasti semua perasaan becampur aduk di dalam hati kita. Maka dari itu bagi para pembaca setia blog ini, jika masih memiliki orang tua yang masih hidup segera datangi, temui serta hubungi mereka. Karena para orang tua kita tidak menginginkan apa-apa dari kita, kecuali satu yaitu perhatian kita sebagai anak kepada orang tua. Bahkan hanya dengan mendengar suara kita lewat telepon saja mereka sudah sangat senang apalagi jika kita langsung datang menemui mereka, mereka pasti akan sangat bahagia sekali. Maka jangan sia-siakan kesempatan tersebut karena kita tidak mengetahui kapan ajal akan menjemput. Dan Allah subhanahu wa ta‘ala pun menempatkan pentingnya berbakti kepada orang tua setelah taat kepada-Nya.

Allah subhanahu wa ta‘ala berfirman:

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا 

“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua....” (QS. An Nisa’ : 36)

Dan bagi para pembaca setia yang orang tuanya sudah wafat tidak perlu bersedih. Kita masih bisa mengirimkan doa serta mendoakan mereka untuk lebih meringankan beban mereka di alam kubur. Dan yang paling penting kita harus menjadi anak yang shaleh dan shalehah, karena itu akan menjadi amal yang pahalanya tidak akan terputus buat mereka walaupun mereka sudah wafat. Karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfa'at  dan anak shaleh yang selalu mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim)

Barakallahu fiikum....

Wassalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh....

share this article on

0 Response to "Jangan Lupakan Orang Tuamu"

Post a Comment